Zero Kasus Corona, Liga Turkmenistan Terbuka untuk Penonton
Ilustrasi sepak bola. (Istockphoto/FOTOKITA).
Jakarta, CNN Indonesia -- Liga Turkmenistan jadi kompetisi
"Kebahagiaan meningkatkan kekebalan kami," kata Ashir Yusupov, pengusaha berusia 34 tahun sembari bercanda. Yusupov sendiri berencana akan menyaksikan pertandingan juara bertahan Altyn Asyr melawan Kopetdag di ibu kota Ashgabat. Ia juga mengaku tidak takut ke tempat-tempat ramai meskipun di negara lain masih diberlakukan larangan menggelar kegiatan olahraga. yang akan kembali digelar pada Minggu (19/4) waktu setempat, lantaran di negara tersebut tidak ada kasus . Dikutip dari , Liga Turkmenistan kembali digelar dengan dihadiri penonton. Kondisi ini berbeda dengan sejumlah liga-liga top Eropa yang masih dihentikan. Bahkan, jika liga-liga di Eropa kembali digelar, laga tersebut akan tertutup untuk penonton. Turkmenistan merupakan salah satu dari sedikit negara yang belum menyatakan memiliki kasus virus corona. Karena faktor itu juga pemerintah setempat mengizinkan kembali kompetisi sepak bola Liga Yokary dilanjutkan.
"Kami tidak memiliki [kasus] virus corona, jadi kenapa tidak kembali menggelar liga kami?" tutur Yusupov. Liga Turkmenistan kembali digulirkan setelah Federasi Sepak Bola Turkmenistan (TFF) mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) guna mencegah penyebaran penyakit.Sebelumnya, pada Maret lalu Liga Turkmenistan seperti kebanyakan liga-liga di Eropa menghentikan sementara kompetisi mereka karena pandemi Covid-19. Sebulan kemudian, sepak bola di Turkmenistan kembali diaktifkan dengan penonton diperbolehkan menyaksikan laga-laga tersebut dari tribune. Pemerintah Turkmenistan tidak mempermasalahkan ancaman virus meskipun hal tersebut dikhawatirkan dunia internasional. Turkmenistan menjadi satu dari tiga negara bekas Uni Soviet selain Tajikistan dan Belarusia yang liga sepak bolanya masih tetap bergulir di tengah pandemi global virus corona. Namun, Belarusia yang memiliki 4.779 kasus virus corona, dikritik keras lantaran mengizinkan penonton datang ke stadion. Sementara itu, Liga Tajikistan kembali digelar namun tertutup untuk penonton walaupun pemerintah di negara tersebut bersikeras tidak memiliki kasus Covid-19. (sry/bir)
"Kebahagiaan meningkatkan kekebalan kami," kata Ashir Yusupov, pengusaha berusia 34 tahun sembari bercanda. Yusupov sendiri berencana akan menyaksikan pertandingan juara bertahan Altyn Asyr melawan Kopetdag di ibu kota Ashgabat. Ia juga mengaku tidak takut ke tempat-tempat ramai meskipun di negara lain masih diberlakukan larangan menggelar kegiatan olahraga. yang akan kembali digelar pada Minggu (19/4) waktu setempat, lantaran di negara tersebut tidak ada kasus . Dikutip dari , Liga Turkmenistan kembali digelar dengan dihadiri penonton. Kondisi ini berbeda dengan sejumlah liga-liga top Eropa yang masih dihentikan. Bahkan, jika liga-liga di Eropa kembali digelar, laga tersebut akan tertutup untuk penonton. Turkmenistan merupakan salah satu dari sedikit negara yang belum menyatakan memiliki kasus virus corona. Karena faktor itu juga pemerintah setempat mengizinkan kembali kompetisi sepak bola Liga Yokary dilanjutkan.
"Kami tidak memiliki [kasus] virus corona, jadi kenapa tidak kembali menggelar liga kami?" tutur Yusupov. Liga Turkmenistan kembali digulirkan setelah Federasi Sepak Bola Turkmenistan (TFF) mendapat rekomendasi dari Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) guna mencegah penyebaran penyakit.Sebelumnya, pada Maret lalu Liga Turkmenistan seperti kebanyakan liga-liga di Eropa menghentikan sementara kompetisi mereka karena pandemi Covid-19. Sebulan kemudian, sepak bola di Turkmenistan kembali diaktifkan dengan penonton diperbolehkan menyaksikan laga-laga tersebut dari tribune. Pemerintah Turkmenistan tidak mempermasalahkan ancaman virus meskipun hal tersebut dikhawatirkan dunia internasional. Turkmenistan menjadi satu dari tiga negara bekas Uni Soviet selain Tajikistan dan Belarusia yang liga sepak bolanya masih tetap bergulir di tengah pandemi global virus corona. Namun, Belarusia yang memiliki 4.779 kasus virus corona, dikritik keras lantaran mengizinkan penonton datang ke stadion. Sementara itu, Liga Tajikistan kembali digelar namun tertutup untuk penonton walaupun pemerintah di negara tersebut bersikeras tidak memiliki kasus Covid-19. (sry/bir)